Pabrik Gula Gempol - Makam Di Ujung Bangunan
Hallo, sobat Javanica Cirebon dimanapun kalian berada. Kali ini kami masih kembali membahas tentang pabrik gula Gempol. Pembahasan kali ini lebih menjurus ke salah satu sudut bangunan di pabrik gula gempol.
Indonesia terkenal sebagai negara Agraris dengan hasil pertanian yang melimpah baik itu komoditi hortikultura dan rempah-rempah, maka tidak heran sejak jaman dahulu bangsa asing dari Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris hingga Jepang berlomba-lomba untuk menjajah Indonesia dan merampas semua hasil pertaniannya dengan sistem tanam paksa.
Salah satu komoditi yang sangat terkenal di pulau Jawa adalah tanaman tebu (Saccharrum Officinarum). Tanaman tebu ini sendiri pertama masuk ke Hindia-Belanda pada tahun 1830. Tanaman tebu sendiri menjadi komoditi utama yang paling luas di pulau Jawa karena mudah ditanam dan tumbuh dengan subur. Salah satu kejayaan pabrik gula di tanah jawa sendiri terletak di kawasan Kabupaten Cirebon yang dibangun pada tahun 1847 oleh perusahaan milik Belanda yang bernama NV Aments Suikerfebrieken.
Pabrik gula ini terletak di Kecamatan Palimanan dengan nama Pabrik Gula Gempol yang artinya gula yang di hasilkan adalah kualitas terbaik. Pada tahun 1850-1854 produksi gula Gempol meningkat pesat namun berjalannya waktu, produktifitas semakin menurun di karenakan lahan tebu yang semakin jarang dan berkurang. Setelah pabrik gula gempol ini sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 1995 maka pihak pabrik memutuskan untuk melelangnya dan resmi ditutup.
Namun sempat dijadikan sebagai pabrik spiritus tetapi tidak berlangsung lama dan kemudian dibiarkan kosong dan terbengkalai, hanya beberapa saja yang tersisa dari bekas bangunan pabrik gula gempol yang masih utuh hingga sekarang. Untuk catatan tertulis tentang sejarah pabrik gula gempol dan pemilik pabriknya sangat minim sekali, informasi yang Tim Javanica Cirebon terima sendiri langsung dari Bapak Johan selaku penjaga pabrik gula juga sangat terbatas.
Banyak cerita yang beredar di masyarakat tentang desas desus mistisnya pabrik gula gempol salah satunya adalah tentang keberadaan noni Belanda yang sering berkeliaran ketika malam hari tiba. Konon katanya noni Belanda ini adalah istri dari pemilik pabrik gula gempol yang makamnya berada di ujung gudang pupuk. Dulu makamnya tinggi, memiliki atap dan berhiaskan batu marmer namun sekarang berjalannya waktu makam pun hanya tersisa tumpukan batu bata yang hampir rata dengan tanah di sekitarnya, dengan di tumbuhi banyak pohon ilalang, rerumputan yang lebat serta di kelilingi pohon pisang, semakin menghalangi penglihatan kita untuk melihat bahwa ditempat tersebut sebenarnya terdapat makam.
Makam tersebut merupakan sebuah makam istri pemilik pabrik gula gempol. Elizabeth adalah nama panggilannya. Sosoknya ini berambut panjang pirang ikal, berpostur tinggi layaknya perempuan Belanda pada umumnya, bermata bulat serta mengenakan baju dress putih panjang namun kini sudah terlihat kusam. Nona Elizabeth ini sering menampakkan diri, entah hanya berkeliling pabrik gula ketika malam tiba dan juga suka bersenandung. Secara residual energi yang kami rasakan, nona Elizabeth ini hanya mengenang kejayaan pabrik gula gempol pada masanya.
Maka tidak heran sering menampakkan diri di sekitar pabrik gula, mungkin tidak bermaksud untuk menakuti bagi siapa pun yang melihatnya, hanya saja cara nona Elizabeth yang ingin berkomunikasi tidak dapat semua orang mampu mengerti. Karena setiap yang hidup di dunia ini pasti akan meninggalkan banyak hal, termasuk residual energi yang tersisa. Maka alangkah baiknya bagi kita semua yang berkunjung tetap berprilaku sopan dan memberikan doa serta energi positif kepada semua makhluk, mungkin dengan begitu tempat yang terkesan wingit akan jauh lebih tenang bagi makhluk astral yang mendiaminya.
Komentar
Posting Komentar