Pabrik Gula Gempol - Peristirahatan Terakhir Keluarga Kolonial


Masih dengan pembahasan Pabrik Gula Gempol. Setelah di artikel sebelumnya kami membahas tentang nama Gempol & cerobong asapnya, kali ini pembahasan berlanjut disekitar kawasan pabrik gula tersebut. 

Tahun 1847 dimana industri gula sangatlah digandrungi oleh dunia luar, hal ini mengakibatkan orang-orang kolonial berbondong-bondong untuk membangun pabrik tersebut, tak heran jika sanak keluarganya dibawa ke nusantara agar lebih dekat dengannya. Pabrik gula gempol yang konon katanya memiliki keistimewaan dari hasil gula yang berbeda dengan gula-gula lainnya, hal ini mengakibatkan over produksi dan mengakibatkan kekurangan bahan produksinya.

Tim Javanica Cirebon berkempatan untuk melakukan penelusuran ke eks pabrik gula gempol tersebut dipandu oleh Pak Johan selaku satpam, kami mengelilingi bangunan terebut sambil diceritakan tentang kejadian pada zaman itu. Setelah dari tempat tersebut, kami meminta untuk dipandu juga menuju ke salah satu pemakaman keluarga dari sang pemilik pabrik gula tersebut. Sebuah komplek pemakaman belanda tepat berada di belakang SD Negeri 3 Palimanan Timur, Gempol.

Kami memakirkan motor didepan sekolah dasar tersebut sambil dipandu juga oleh Pak Johan. Tanpa basa-basi kami langsung memasuki komplek pemakaman tersebut. Kami sempat kebingungan karena terdapat makam-makam baru yang ternyata beliau-beliau merupakan bagian keluarga dari pemilik pabrik gula gempol tersebut. Kondisi komplek makam tak terawat sebab banyak tumbuhnya ilalang dan juga tanaman rambat yang tumbuh dimana-mana.

Sebelumnya kami sudah mencari literasi dari media sosial maupun literasi dari artikel lainnya yang menyebutkan bahwa terdapat salah satu simbol yang fenomenal yakni simbol iluminati pada salah satu makam. Entah karena alasan apa simbol tersebut berada di makam tersebut yang jelas akan terus menjadi misteri hingga saat ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pabrik Gula Gempol - Nama Gempol dan Cerobong Asap

Pabrik Gula Gempol - Makam Di Ujung Bangunan

Sebuah Narasi - Batu Tulis Huludayeuh